Selasa, November 18, 2014

Secalit Merah Dalam Legap Malam

Kipas siling berputar dengan kelajuan 2. Efek bunyi jenteranya adalah bukti tiada sempurna abadi dalam ciptaan makhluk. Ia mengganggu malam. Kicau unggas terus-menerus meneman sang bulan yang terlindung di balik awan-gemawan gelita. Guruh kedengaran jauh sayup tetapi teguh dan meyakinkan. Kilat membawa cahaya sekali-sekala. Cicak begitu nakal meluruhkan isi burit. Meminta caci penghuni rumah keesokan pagi. 

Situasi ini. Ya, situasi yang begini begitu kondusif bagi hati manusia yang walang. Lama memikir adakah sang kekasih bisa nyenyak bersama pari-pari mimpi. Ah, mana mungkin. Hatinya sarat lara, kepalanya berat duka. Dan manusia walang itu lena bersama dosa-dosa yang dibawa sampai hari muka. 

Tiada ulasan: